MOSKOW – Israel mengaku berhasil mempertahankan diri dari serangan drone dan rudal yang dilakukan Iran pada Sabtu (13 April 2024). Namun upaya ini disebut-sebut membutuhkan biaya yang cukup besar.
Alat pencegat, bahan bakar jet, dan material lain yang digunakan untuk menembak jatuh kendaraan udara tak berawak (UAV) dan rudal Iran diperkirakan menelan biaya 4 hingga 5 miliar shekel (sekitar US$1,06 miliar hingga US$1,33 miliar atau sekitar Rp 16 triliun hingga Rp 21 triliun). Brigadir Jenderal Israel Reem Aminoach mengatakan kepada media lokal Berita Ynet pada Minggu (14/4/2024).
Perkiraan tersebut hanya mencakup biaya langsung yang harus ditanggung Israel, terlepas dari besarnya jumlah senjata yang digunakan Amerika Serikat (AS) dan sekutu lainnya untuk membantu mempertahankan negara Zionis dari serangan, seperti diberitakan. RT.
Aminoch, mantan penasihat keuangan kepala staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), mengatakan Yerusalem Barat menggunakan amunisi seperti rudal anti-pesawat Arrow dan David’s Sling, yang masing-masing berharga sekitar $3,5 juta dan $1 juta (sekitar Rp55,4). miliar dan Rp 15,8 miliar masing-masing). Dia juga memasukkan tuduhan mengejutkan terhadap jet tempur yang melakukan sebagian besar upaya dalam menembak jatuh drone Iran.
Jenderal tersebut menyesalkan bahwa lebih murah bagi Iran untuk menyerang daripada bagi Israel untuk mempertahankan diri.
“Serangan itu merugikan Iran kurang dari 10% biaya pertahanan kami,” katanya Ynet.
“Di masa depan – dalam satu tahun, dua atau lima tahun – mereka bisa melakukan 50 serangan serupa. Dan katakanlah jika anggaran bersih IDF adalah 60 miliar shekel pada tahun 2023, maka jumlah tersebut kurang dari dua kali lipatnya, sehingga kita tidak memiliki peluang untuk mencapai negara di mana kita dapat mempertahankan jumlah yang dibutuhkan.
Ikuti berita Okezone berita Google
Ikuti terus semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang
klik disinidan nantikan kejutan menarik lainnya
(dk)
Quoted From Many Source
